Sebuah acara TV yang membuatku ingin menulis di Blog ini adalah “Rachel Rays”. Bukan tentang acaranya tapi yang menarik ketertarikanku adalah cerita tntang seeorang gadis, kurang lebih berumur 16 tahun yang telah divonis mengidap diabetes. Dia adalah Rebecca, secara kasat mata dia terlihat sehat dan beraktivitas layaknya gadis remaja seusianya, hobbynya adalah bermain bola dan karate. Akan tetapi di luar daily habitnya itu setiap pagi sang ibu harus memeriksa kadar gula dalam darahnya, konon kadar gula dalam darah anak secara normal sama dengan orang dewasa yaitu sekitar 100-140 mg/dl. Diabetes pada usia dini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan sel beta pancreas dalam tubuh.

Rebecca tidak pernah terlepas dari pompa insulinnya , pompa ini digunakan untuk mengelola kadar gula darah secara teratur dan efektif. Rebecca menyelipkan pompa insulin terpaut dengan ikat pinggangnya. Dan dimanapun Rebecca berada dia tidak pernah terlepas dari pompa insulinnya. Dalam keterbatasannya Rebecca mampunyai mimpi, mimpi yang mungkin akan membangkitkan semangat hidupnya kembali untuk tetap melangkah dan berjuang. Mimpi Rebecca adalah ingin menjadi seperti Ellias Yamin. Mengapa Ellias Yamin? Pertanyaan itulah yang muncul dan terus membuat aku menjadi semakin penasaran karena jeda iklan, mengapa Ellias Yamin yang jebolan American Idol, apakah Rebecca ingin menjadi penyanyi seperti Ellias ataukah karena Ellias Yamin adalah seorang selebritis yang meraih kesuksesan karena hasil kerja kerasnya. Akhirnya jawaban yang keluar dari mulut Rebeca adalah karena Elias sama seperti Rebeca, Elias juga menderita diabetes sejak usia dini. Usia 16 tahun Elias juga telah divonis menderita diabetes, begitu juga dengan pipa insulin yang selalu menemaninya dimanapun Elias berada.

Saat mengharukan ketika Rebeca dibertemukan satu stage dengan Elias Yamin, keharuan mewarnai suasana ketika Elias memberikan big hugh dan kecupan di pipi Rebeca. Dua insan yang sama-sama merasakan takdir sebagai penderita diabetes usia dini yang kemudian dibertemukan oleh takdir. Mungkin semangat untuk terus hidup dan berjuang dari chemistry yang ditimbulkan pertemuan itulah yang kemudian membuat air mata Rebeca meleleh. Rebeca telah bertemu dengan sosok yang menginspirasikan dirinya untuk melawan diabetesnya, yang membuatnya yakin bahwa hidup penuh dengan keterbatasan dan tetap harus dihadapi, keterbatasan yang harusnya tidak menjadikan semangat berkaryanya hilang. Satu pesan yang terpatri dari seorang Elias, mungkin tidak hanya bagi Rebeca tapi juga bagiku dan seluruh pemirsa di dunia bahwa “ hanya dengan bermimpi besar, keterbatasan akan terloncati “.

Singkat memang, akan tetapi makna yang terkandung begitu dalam ( setidaknya itulah yang kutangkap ). Hidup tidak pernah terlepas dari kata “keterbatasan”, karena hidup seperti halnya manusia itu sendiri yang bersifat fana dan tempat kesalahan bersarang. Dan kesempurnaan, seperti yang telah menjadi jargon acara Dorce Show, hanyalah milik Yang Maha Kuasa. Untuk itulah, aku mencoba memandang keterbatasan sebagai hal yang manusiawi dan tetap melangkah dalam garis hidup yang Tuhan anugrahkan kepadaku…………..